SUMBER :WWW.VIVA.COM
Hitung Cepat Pemilu di Luar Negeri, Komisi II DPR: Banyak Keanehan
KPU dan Bawaslu diminta melakukan pemeriksaan.
ddd
Senin, 7 Juli 2014, 11:33Yudho Raharjo, Fitria Komala Sari
(VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
VIVAnews - Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar Sudarsa meminta Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Komisi Pemilihan Umum untuk memeriksa pihak-pihak yang sudah mengeluarkan rilis mengenai hitung cepat pada pemilihan umum presiden di luar negeri yang berlangsung lebih awal dari pemilihan umum di tanah air.
"Soal hitung cepat di luar negeri, banyak keanehan," kata Agun di Gedung DPR Jakarta, Senin 7 Juli 2014.
Agun mengimbau pada pemilihan presiden nanti tidak ada pihak-pihak yang menyebarkan sesuatu yang bisa menimbulkan aksi-aksi provokatif.
"Mari ciptakan politik yang beradab. Contohnya dari media massa, ada dua media massa yang lupa diri, lupa dengan kode etik jurnalistik, baik media cetak, elektronik, online ya itu komunikasi, buat emosi," ujarnya.
Mengenai kinerja Bawaslu dan KPU, Agun menilai kerja lembaga dua penyelenggara tersebut sudah maksimal. Justru Agun merasa aneh dengan pihak-pihak luar yang sering kali protes dengan kinerja Bawaslu dan KPU.
"Itu mesti diteliti, diselidiki yang protes dipanggil saja. Ada apa sih sesungguhnya, di-interview saja, tanya anda punya kepentingan apa. Tapi kalau memang ada kesalahan dari KPU, ya kita salahkan. Tapi masa KPU mau buat sengaja kesalahan," katanya.
Agun juga mengimbau keberhasilan berlangsungnya pemilu 9 Juli bukan hanya tanggung jawab pemerintah, KPU dan Bawaslu. Tapi menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat.
"Jangan hanya mengandalkan KPU dan Bawaslu, ini tanggung jawab kita bersama," ujarnya.
Sebelumnya, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay merasa aneh dengan hasil hitung cepat yang sudah keluar dari masing-masing timses pasangan calon pada pemilihan umum di luar negeri.
"Bagaimana dia melakukan hitung cepat, kami belum menghitung. Pemilu di luar negeri penghitungan tanggal 9 sampai 13 Juli. Jadi belum ada angka," kata Hadar, 6 Juli 2014 kemarin.
"Soal hitung cepat di luar negeri, banyak keanehan," kata Agun di Gedung DPR Jakarta, Senin 7 Juli 2014.
Agun mengimbau pada pemilihan presiden nanti tidak ada pihak-pihak yang menyebarkan sesuatu yang bisa menimbulkan aksi-aksi provokatif.
"Mari ciptakan politik yang beradab. Contohnya dari media massa, ada dua media massa yang lupa diri, lupa dengan kode etik jurnalistik, baik media cetak, elektronik, online ya itu komunikasi, buat emosi," ujarnya.
Mengenai kinerja Bawaslu dan KPU, Agun menilai kerja lembaga dua penyelenggara tersebut sudah maksimal. Justru Agun merasa aneh dengan pihak-pihak luar yang sering kali protes dengan kinerja Bawaslu dan KPU.
"Itu mesti diteliti, diselidiki yang protes dipanggil saja. Ada apa sih sesungguhnya, di-interview saja, tanya anda punya kepentingan apa. Tapi kalau memang ada kesalahan dari KPU, ya kita salahkan. Tapi masa KPU mau buat sengaja kesalahan," katanya.
Agun juga mengimbau keberhasilan berlangsungnya pemilu 9 Juli bukan hanya tanggung jawab pemerintah, KPU dan Bawaslu. Tapi menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat.
"Jangan hanya mengandalkan KPU dan Bawaslu, ini tanggung jawab kita bersama," ujarnya.
Sebelumnya, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay merasa aneh dengan hasil hitung cepat yang sudah keluar dari masing-masing timses pasangan calon pada pemilihan umum di luar negeri.
"Bagaimana dia melakukan hitung cepat, kami belum menghitung. Pemilu di luar negeri penghitungan tanggal 9 sampai 13 Juli. Jadi belum ada angka," kata Hadar, 6 Juli 2014 kemarin.
© VIVA.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar